Rabu, 23 April 2014

TRIP PULAU BANYAK

Akhirnya, nggak cuma bisa ngences kalo baca artikel tentang Pulau Banyak, beberapa bulan yang lalu berhasil juga nginjakkan kaki di sini bareng Sari, Rizka, Bang Faisal, Bang Foni, Bang Ainul, dan Bang Izhari.

Selasa / 13 Agustus 2013

Berangkat dari Medan jam 10 malam naik taxi (*bukan taxi express apalagi burung biru), dan subuh udah nyampek di Aceh Singkil.

Rabu / 14 Agustus 2013

Sambil nunggu kapal yang berangkat jam 10, masih sempat cari sarapan sambil keliling ngeliat sisa-sisa dari Tsunami Aceh tahun 2004. Beberapa bangunan emang udah nggak bisa digunakan lagi karena rusak parah dan memang nggak memungkinkan untuk digunakan lagi. Lanjut jalan kaki ke pinggir pantai buat istirahat sebentar. Ngumpulin nyawa sambil dengar suara ombak yang seakan mengucapkan "Selamat Datang". Letaknya nggak jauh dari jembatan pelabuhan kapal kecil.

Jam 10 kurang balik lagi ke pelabuhan dan berangkaaaat \^^/ Oiya, nyebrang dari Aceh Singkil ke Pulau Banyak ini sekitar 3-4 jam. Bagi yang sering mabuk, disarankan minum antimo. Aku yang alhamdulillah nggak pernah mabuk darat, laut atau udara aja sempat ngerasa mual. Tapi kayaknya sih karna pengaruh supir taxi yang dari Medan nya juga, kencangnya berasa kayak nggak bawa penumpang dan begitu nyampek Singkil, dengan santainya si Bapak bilang, “Aman kan? Nggak ada yang mabuk kelen kan?” Padahal yang di belakang udah sampek muntah -__-

Pelabuhan Singkil
(Pic by: Bang Faisal)

Baru berangkat dari pelabuhan Singkil udah langsung ngeliat sisa-sisa Tsunami lagi. Beberapa rumah, sekolah dan kilang minyak tenggelam karna besarnya Tsunami. Nggak kebayang, seberapa banyak, deras dan kuatnya air yang menghantam daratan sampek bisa tenggelam sedalam itu.

Sekolah dan Kilang Minyak yg tenggelam karna Tsunami
(Pic by: Bang Faisal)


Tiga jam selanjutnya dihabiskan buat tidur sampek puas. Bangun tidur ternyata belum nyampek juga, tapi ya hampir nyampek laa.. Pemandangan yang waaaw.. Pulau-pulau kecil berjejer, air laut yang biru jernih, paket lengkap buat yang namanya liburan. Kenapa namanya Pulau Banyak? Karna memang terlalu banyak pulau di sini. Mulai dari yang lumayan besar untuk ditinggali, sampek yang benar-benar nggak bisa ditinggali karna memang kecil. Mungkin beberapa tahun lagi pulau-pulau kecil ini bakal tenggelam :(

Salah satu pulau kecil tak berpenghuni dari sekian puluh pulau yang ada di Pulau Banyak

Nyampek di kepulauan Banyak, kapal berlabuh di Pulau Balai, mungkin kalo diibaratkan, pulau Balai ini tuh pusat kotanya. Banyak penduduk yang tinggal di sini, ada sekolah dan puskesmas juga. Namanya juga dikelilingi laut, cuacanya juga nggak bisa dibilang biasa. Sambil nunggu kapal yang bisa bawa kami nyebrang ke Pulau Palambak, sempat istirahat sambil makan siang di salah satu warung makan nggak jauh dari pelabuhannya dan belanja logistik untuk di pulau lain. Penduduknya ramah-ramah, mau juga ngasi usul/saran bagusnya ke pulau mana aja dan ngapain aja. Setelah lumayan lama nunggu, Pak Mali sang empunya kapal pun datang dan berangkat ke Pulau Palambak. Dan ternyata kapalnya nggak sebesar kapal waktu nyebrang dari Singkil, sampan yang cuma muat 8 orang sama supir dan untungnya pake mesin boat, bukan dayung. Hahaha..

Menuju Pulau Palambak
(Pic by: Bang Faisal)

Walau sempat takut tenggelam karna nggak bisa berenang dan nggak pake pelampung, tapi mencoba tenang sambil ngeliatin laut dan langit biru plus pemandangan pulau-pulau sekitar yang nggak pernah buat bosan. Sekitar 1,5 jam kemudian, akhirnya nyampek di Pulau Palambak. Karna udah sore, kami langsung chek in di satu-satunya penginapan di sini. Harga penginapannya 100rbu/orang, bukan per bungalow, udah include makan malam dan sarapan. Termasuk mahal memang kalo cuma liat dari bentuk bungalow dan fasilitasnya. Ditambah lagi pengelola yang bisa dibilang nggak ramah sama tamu, kesannya kayak nganggap rendah. Seharusnya tamu dari negara sendiri itu ya lebih dibuat nyaman dan betah la. Siapa lagi yang bakal cerita ke orang lain, bahkan ke dunia tentang keindahan pulau banyak kalo bukan penduduk lokal?

Satu-satunya penginapan di Pulau Palambak
(Photo by: Bang Izhari)

Jujur awalnya pengen nginap di pulau ini 2 malam terus keliling pulau-pulau lain, tapi karna service nya nggak bagus, niatnya mau pindah pulau besok pagi, bahkan kalo bisa malam itu juga. Tapi ya daripada mood makin berantakan, kami main di pinggir pantai sambil nunggu sunset.

Duduk Cantik di Pinggir Pantai
(Pic by: Bang Izhari)


Trus bersih-bersih, makan malam, cerita-cerita dan tidur.

Kamis / 15 Agustus 2013

Paginya, rencana pengen nginap di Pulau Tailana, salah satu pengelolanya Pak Mali yang memang baik dan ramah. Tapi mungkin hari itu kami kurang beruntung. Bungalow di Pulau Tailana full dan karna kami juga nggak ada bawa tenda, nggak memungkinkan untuk nyebrang hari itu juga. Patah hati karna nggak bisa pindah pulau, sempat terpikir balik ke Singkil aja, trus ke Banda Aceh. Tapi lebih ngerasa sayang, udah jauh-jauh ke sini, tapi nggak puas keliling. Dan akhirnya diputuskan nginap satu malam dulu di Pulau Balai. Toh pulau ini juga belum dikelilingi. Kami nginap di Penginapan Lae Kombih. Kebetulan penginapan ini satu paket dengan rumah makan yang jadi tempat mangkal setiap singgah di Pulau Balai. Letak penginapan nya sekitar 15-20 meter dari dermaga dan penginapan pertama yang dijumpai di sebelah kanan kalau jalan dari dermaga. Penginapan di sini sangat-sangat murah, 30ribu/kamar. Fasilitas juga lumayan lengkap, ada kamar mandi yang bersih, musola, kamarnya juga udah pake kipas angin. Jauh lebih nyaman daripada di pulau sebelumnya.

Homestay Lae Kombih
Penginapan & Rumah Makan
HP: 085296895929

Menjelang sore, kami keliling pulau, main ke pinggir pantainya sambil nunggu sunset. Ada yang langsung nyebur, hunting foto, dan foto-foto. Hahaha..



Sunset Time

Trus balik ke penginapan, keliling cari makan malam, dan tidur.

Jumat / 16 Agustus 2013

Paginya, langsung beres-beres dan cus nyebrang ke Pulau Tailana.


Beda kapal, satu tujuan

Nyampek di sana, langsung ceck-in. Bungalow nya memang nggak sebagus di Pulau pertama, tapi juga nggak jelek, ditambah lagi sama keramahan pengelolanya buat kami betah. Mereka ngijinin pake dapurnya kalo mau masak sendiri, bebas mau ngapain aja sambil keliling pulau. Bebas? Iya bebas. Pulau berasa milik sendiri.


Pulau Tailana

Abis check-in langsung main di pantaaaai

Kayak yg di wallpaper laptop itu kaaan? Aseli warnanya begini :P
(Pic by: Bang Ainul)



We're just having fuuun

Perut mulai demo dan masak sendiri dimulai, walau cuma masak nasi pake indomie, tapi yang penting pengalamannya. Masaknya pake kompor kecil dan manfaatin kayu dari alam. Primitif? Nope, it’s creative :P


Selesai makan, nyantai lagi dooong..


Puas main di pantai, gantian bersih-bersih. Trus lanjut keliling pulau, masuk hutan kecil, trus mengejar sunset.


Dari semua foto, cuma 2 foto yang isinya personil lengkap. Hahaha..

(kiri-kanan) Bang Faisal, Sari, Rizka, Bang Izhari, Bang Foni, Sovi, Bang Ainul

What a holiday :)

Oiya, air di sini sangat-sangat terbatas, jadi sebisa mungkin hemat air. Mau itu air buat mandi, apalagi air buat minum. Di kantinnya nggak ada jual aqua botol, apalagi galon. Malamnya langsung masak indomie (*lagi) dan bakar ikan yang kami beli dari nelayan yang abis ngelaut dan lewat di pulau ini.

Sabtu / 17 Agustus 2013

Karena stok makanan udah abis, kami cuma bisa ngopi dan ngapucino sambil nunggu Pak Mali jeput buat balik ke Pulau Balai.

This is it, Mr. Mali, a kindly person we've meet during Pulau Banyak Trip :)

Nggak puas rasanya karna nggak bisa keliling pulau-pulau lain :( Selesai beres-beres langsung berangkat ke Pulau Balai karna takut ketinggalan kapal buat balik ke Aceh Singkil. Dan untungnya begitu kami nyampek, kapal yang mau berangkat ke Singkil belum berangkat dan lagi siap-siap mau berangkat. Karna memang belum sarapan, alhamdulillah masih sempat beli roti buat di jalan nanti.

Siang menjelang sore pun akhirnya nyampek di Aceh Singkil walau pake tragedi mati mesin kapal di tengah laut. Tempat pertama yang dituju apalagi kalo bukan rumah makan. Sore menjelang malam,begitu taxi jemputan nyampek, langsung berangkat balik ke Medan.

2 komentar:

  1. kak....kami ada rencana ke banyak juga.

    pak mali to guide ya kak??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pak Mali ini salah satu yg punya kapal buat keliling bang. Tapi ya bisa nge-guide juga :)

      Hapus