Jumat, 10 Februari 2017

EXPLORE TOBA DAY 1 (Medan-Dairi-Pangururan)

“ Yang terlalu direncanakan itu biasanya nggak jadi. Yang tiba-tiba direncanakan malah jadi.”

Ntah kenapa sering kejadian begitu. Sama kayak cerita kali ini, Explore Toba. Sebelum aku cerita, mau infoin dulu, kalo ini perjalanannya udah 3 tahun yang lalu. Tapi karena satu dan lain hal, baru sempat selesai sekarang postingannya. Jadi, jalan, tempat wisata dan fasilitas yang dikunjungi selama trip ini pasti udah banyak berubah, kebanyakan sih berubah jadi lebih cantik. So, let's check it out ;)

-------------

Nggak pernah benar-benar ngerencanain ini, tapi ya kejadian. Perencanaan? Cuma 1 hari ajaaa.. Nah, kebetulan tanggal 17 Februari 2014 lalu, 2 hari sebelum berencana mau Explore Toba, kami (Aku, Rizka, Ajok, Dira, Vina) ke Kabanjahe buat ngantar bantuan untuk pengungsi dari bencana Gunung Sinabung yang sampai sekarang belum reda juga erupsinya. Dan karena sesuatu dan lain hal, kami diharuskan balik ke sana lagi 2 hari kemudian. Dan tiba-tiba tercetuslah ide buat langsung ngetrip ke Prapat, tepatnya explore Toba.

Perencanaan yang express bukan berarti persiapan kami pun express. Aku sempat download peta wisata Samosir dan buat list apa aja yang ada di sana. Dira bahkan sampek udah bawa persiapan masak, kompor gas mini, lengkap sama panci mini nya. Kalo nggak salah nyebut nya nesting ya (?) Kami juga sempat beli mie instan, beras, telur, bumbu masak, kecap, saos di perjalanan. Seru kalo diingat.

Perjalanan dimulai dari Kabanjahe habis nyelesain tugas ngantar bantuan buat Sinabung. Oiya, Alhamdulillah waktu itu kami dapat oleh-oleh jeruk segar langsung dari kebun punya salah satu penduduk di sana. Dan banyaknya nggak tanggung-tanggung.

Trip pun dimulai. Kami ambil jalan lewat Pangururan supaya bisa liat sunrise di Menara Pandang Tele. Pas lewat Sidikalang, kami juga sempat nyinggah di Air Terjun Lae Pendaroh, letaknya persis di pinggir jalan. Nggak bisa buat mandi-mandi sih, cuma bisa untuk foto-foto. Sayangnya untuk foto di situ aja diwajibkan bayar per orang.



Oke, perjalanan pun dilanjutkan karna emang udah sore juga. Nggak mau juga malam-malam terjebak di jalanan yang dikelilingi hutan gelap. Tambah lagi kami juga nggak tau jalanan sekitar situ, hanya mengandalkan peta. Sebelum jalan lebih jauh, kami sempat nyinggah ke Ind*mar*t buat beli persediaan makanan. Takutnya kalo udah masuk lebih jauh, agak susah nemuin mini market yang juga jual gas mini (*ceritanya kan kami bawa kompor mini, jadi perlu beli gas nya :P).

Lanjut jalan menuju Menara Pandang Tele. Jadi ceritanya waktu itu kami belum ada yang pernah ke sana, jadi entah gimana ceritanya kami nggak nemu itu tempat. Mungkin karna udah malam juga, jadi nggak pala keliatan tempatnya, ditambah lagi nggak ada penunjuk jalan sama sekali buat ke sana. Dan ternyata kami udah beberapa kali bolak-balik ngelewatin Menara Tele nya. Nyadarnya waktu berhenti istirahat buat makan malam di salah satu warung. Sambil makan, sambil nanya ke Bapak Ibu yang punya warung di mana lokasi persisnya.

Selesai makan, perjalanan dilanjut ke Menara Tele dan Alhamdulillah nggak pakai lama udah nyampek. Ternyata letaknya persis di pinggir jalan dan pas di tikungan. Karna udah malam dan rencana ke sini juga karna pengen liat sunrise, jadilah kami nginap di sini satu malam. Nggak ada penginapan, tapi ada kayak pondok kecil gitu kalau mau istirahat, dan kalau tahan sama udara dinginnya ya. Kami yang cewek tidur di mobil, yang cowok di pondok pake jaket plus sleeping bag.

Paginya langsung naik ke menara buat liat sunrise. Tapi sayangnya pagi itu terlalu berkabut, jadi nggak keliatan mataharinya.


Menara Pandang Tele [2014]

Setelah agak terangan, kami pun mutusin buat sarapan, masak sendiri, masak air untuk buat popmie. Hahahaa..


Abis sarapan langsung foto-foto dan cus lanjut jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar