Minggu, 05 Juli 2020
3 YEARS LATER
Selasa, 28 November 2017
EXPLORE TOBA DAY 3 (Enjoying Samosir)
Berhubung udah siang, selanjutnya langsung bersih-bersih karna kami ambil penyebrangan dengan kapal fery yang sore. Jadi sebelum nyebrang bisa keliling Tomok dulu sebentar
EXPLORE TOBA DAY 2 (Air Terjun Efrata & Aek Sipitu Dai)
Nasi merah plus telur rebus. Sederhana tapi ngangenin |
Jumat, 10 Februari 2017
EXPLORE TOBA DAY 1 (Medan-Dairi-Pangururan)
Perencanaan yang express bukan berarti persiapan kami pun express. Aku sempat download peta wisata Samosir dan buat list apa aja yang ada di sana. Dira bahkan sampek udah bawa persiapan masak, kompor gas mini, lengkap sama panci mini nya. Kalo nggak salah nyebut nya nesting ya (?) Kami juga sempat beli mie instan, beras, telur, bumbu masak, kecap, saos di perjalanan. Seru kalo diingat.
Perjalanan dimulai dari Kabanjahe habis nyelesain tugas ngantar bantuan buat Sinabung. Oiya, Alhamdulillah waktu itu kami dapat oleh-oleh jeruk segar langsung dari kebun punya salah satu penduduk di sana. Dan banyaknya nggak tanggung-tanggung.
Trip pun dimulai. Kami ambil jalan lewat Pangururan supaya bisa liat sunrise di Menara Pandang Tele. Pas lewat Sidikalang, kami juga sempat nyinggah di Air Terjun Lae Pendaroh, letaknya persis di pinggir jalan. Nggak bisa buat mandi-mandi sih, cuma bisa untuk foto-foto. Sayangnya untuk foto di situ aja diwajibkan bayar per orang.
Lanjut jalan menuju Menara Pandang Tele. Jadi ceritanya waktu itu kami belum ada yang pernah ke sana, jadi entah gimana ceritanya kami nggak nemu itu tempat. Mungkin karna udah malam juga, jadi nggak pala keliatan tempatnya, ditambah lagi nggak ada penunjuk jalan sama sekali buat ke sana. Dan ternyata kami udah beberapa kali bolak-balik ngelewatin Menara Tele nya. Nyadarnya waktu berhenti istirahat buat makan malam di salah satu warung. Sambil makan, sambil nanya ke Bapak Ibu yang punya warung di mana lokasi persisnya.
Selesai makan, perjalanan dilanjut ke Menara Tele dan Alhamdulillah nggak pakai lama udah nyampek. Ternyata letaknya persis di pinggir jalan dan pas di tikungan. Karna udah malam dan rencana ke sini juga karna pengen liat sunrise, jadilah kami nginap di sini satu malam. Nggak ada penginapan, tapi ada kayak pondok kecil gitu kalau mau istirahat, dan kalau tahan sama udara dinginnya ya. Kami yang cewek tidur di mobil, yang cowok di pondok pake jaket plus sleeping bag.
Paginya langsung naik ke menara buat liat sunrise. Tapi sayangnya pagi itu terlalu berkabut, jadi nggak keliatan mataharinya.
Menara Pandang Tele [2014] |
Setelah agak terangan, kami pun mutusin buat sarapan, masak sendiri, masak air untuk buat popmie. Hahahaa..
Abis sarapan langsung foto-foto dan cus lanjut jalan.
Minggu, 25 September 2016
TIME MACHINE
Feels like in a time machine.
Saat “kita” belum berubah menjadi “aku, kamu, dia dan mereka” seperti sekarang.
Saat kita masih saling bertanya kabar, bercerita satu sama lain, tertawa atas kebodohan masing-masing, berjalan bersama, berbicara tentang masa depan.
I want to stay at that time.
Mungkin lebih tepatnya “stay with you all”.
Tapi ini sekarang, aku sudah kembali di sini, ke saat ini. Aku bahkan udah lupa alasan kenapa kita jadi begini. Karna sebenarnya itu sama sekali bukan hal yang besar.
Ya, mungkin ego kita masing-masing yang lebih besar. Dan mungkin kalian cuma pengen jadiin “kita” sebagai masa lalu.
Hahahaha..
Aku bahkan masih menggunakan kata “mungkin”. Kemungkinan. Bisa jadi benar, tapi masih ada harapan kalau itu salah. Ah, bahkan aku masih berharap.
Satu hal yang pasti, don’t expect something too much.
Boleh berharap, tapi jangan terlalu banyak. Apalagi kalau berharapnya sama manusia. Kalau nggak kesampaian, jatuhnya sakiit..
Udah ah, ujung- ujungnya baper.
Selamat tengah malam menjelang pagii ☺
Minggu, 11 Oktober 2015
KAWASAN EKOWISATA BUKIT LAWANG
Agak waw bisa ngeliat orang utan langsung di habitat aslinya kayak begini. Selama ini kalau pun ngeliat ya di kebun binatang, buku atau TV. Nah ini, langsung!! Ngeliat sarang mereka di atas pohon, gimana interaksi mereka sama pengunjung. Walaupun keren, tapi ya tetap harus waspada juga. Namanya juga hewan yang hidup di habitat aslinya, bisa dikatakan hewan liar. Beberapa mungkin masih dalam kategori aman, tapi ya ada juga yang usil dan ngeri. Salah satunya Ucok Baba. Ini bukan nama orang, tapi nama salah satu orang utan yang tinggal di kawasan ini. Dia nya sempat menghalangi jalan kita dan ngejar juga, mungkin karna dia sempat ngeliat pisang yang dibawa sama guide kami. Sempat takut karna dikejar si Ucok Baba, alhamdulillah berakhir dengan aman karna Uncu ngasi beberapa buah pisang supaya dia mau berhenti ngejar dan ngasi kami jalan.
Kata ranger nya, orang utan yang paling ngeri itu ada 2 ekor di sini, Ucok Baba dan Mina. Tapi katanya yang lebih jahat itu Mina. Walaupun dia betina, tapi ya mungkin dia ibarat ketua gank nya yaa.. Jumpa Ucok Baba aja udah jantungan, apalagi jumpa si Mina. Jadi buat yang mau trekking, jangan sok-sok an jalan sendiri lah. Bawa guide yang emang ngerti kawasan itu wajib hukumnya buat ngehindari hal-hal yang nggak diinginkan. Safety First !!
Puas trekking, lanjut mandi-mandi di sungaaaai.. Segeeeer.. Airnya jernih, udaranya juga masih bersih. Seru lah.. Sebenarnya lebih seru lagi kalo bisa tubbing abis trekking, karna nggak cocok harga kemarin, jadi ya pulangnya jalan kaki. Tapi ya tetap ada cerita.
Sepanjang jalan balik ke penginapan, beberapa kali ngeliat bule. Ya, di sini emang kebanyakan bule sih pengunjungnya. Kalaupun ada orang kita yang ke sini, biasanya pulang hari dan cuma sekedar buat piknik, mandi-mandi di sungai. Sangat jarang ada yang mau trekking liat orang utan. Mungkin karna buat kita udah biasa ngeliat monyet atau orang utan di Indonesia. Tapi nggak buat bule-bule itu.
Iyes, Indonesia merupakan rumah terbesar bagi Orang Utan. Dan karna populasinya juga semakin berkurang karna habitatnya mulai terganggu oleh kita juga sebagai manusia, jadi ya keberadaanya sendiri sangat dilindungi. Yuk jaga hutan kita. Kalau hutan sebagai habitat mereka aman, kita juga bakalan aman pastinya. Toh kita juga pasti saling bergantung kan..
Rabu, 29 Juli 2015
TAMAN WISATA IMAN SITINJO, KAB. DAIRI, SUMUT
Tempat ini merupakan salah satu tempat wisata berbasis religi yang terletak di Perbukitan sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Jadi, di tempat ini kita nggak hanya bisa berwisata, tapi juga beribadah, wisata religi gitu lah istilahnya. Di taman seluas 13 hektar ini terdapat beberapa lokasi yang menjadi simbol dari 4 agama berbeda, yaitu Islam, Kristen, Budha dan Hindu.
Karena kebetulan waktu itu perginya bareng sama ibu-ibu pengajian, jadi nggak sempat keliling ke semua lokasi. Di kawasan untuk agama Islam sendiri ada miniatur Ka’Bah beserta lapangan untuk manasik haji dan sebuah Mesjid yang sayangnya kurang terawat. Di beberapa bagian Mesjidnya masih keliatan retak-retak di dinding akibat gempa Aceh dan Nias tahun 2004 dan 2005.
Walau begitu pemandangan di sekitar sangat-sangat indah. Mungkin karna letaknya juga di daerah perbukitan. Pagi sehabis Subuh masih kelihatan kumpulan awan di sekitar bukit sambil ngeliat pemandangan kota Sidikalang di bawah.
Mungkin lain kali kalau dikasi kesempatan dan waktu yang banyak buat ke sini lagi bisa keliling ke semua lokasinya. Lumayan luas juga sih tempatnya. Banyak juga rombongan yang datang pake bus pariwisata gitu. Lebih dan kurang, karena keunikannya, tempat ini recommended la buat disinggahi kalau kebetulan lewat daerah Dairi.